PEMANFAATAN JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS) SEBAGAI PRODUK OLAHAN ES KRIM
DOI:
https://doi.org/10.32529/tano.v5i2.1157Keywords:
Es Krim, Jamur Tiram, Nilai EkonomiAbstract
Pengabdian masyarakat dilakukan didesa Moho Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Mata pencarian masyarakat Desa Moho lebih banyak pengusaha es krim yang diolah sendiri dengan bahan utama tepung. Metode yang digunakan yaitu eksperimen dan studi pustaka, dengan menggunakan bahan utama dari jamur tiram yang memiliki kandungan vitamin dan gizi yang baik untuk tubuh. Jamur tiram di Desa Moho mudah untuk didapatkan seperti ada diwarung. Proses pembuatan pengolahan jamur tiram menjadi es krim relatif mudah, proses utamanya itu proses penghalusan jamur tiram yang dicampurkan oleh bahan pendukung lainnya. Es krim jamur tiram ini juga rendah kalori yang tidak membuat penyakit obesitas dan memberi nilai ekonomi yang meningkat bagi masyarakat pengusaha es krim kemudian menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk membuka peluang usaha.References
Çaqlarirmak, N. (2007). The nutrients of exotic mushrooms Lentinula edodes and Pleurotus species and an estimated approach to the volatile compounds. Food Chem, 105(2), 1188–1194.
Chan, H. (2008). Cara membuat Ice cream. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Fanny, dkk. (2021). Kualitas Organoleptik Es Krim Santan. Jurnal Kesehatan Manarang, 7(2), 78–84.
Hasanuddin, K. (2011). Pengaruh Proses Pembuatan Es Krim Terhadap Mutu Eskrim Berbahan Pisang. Jurnal Agroindustri, 1(1), 3–8.
Hidayat. (2008). Adu Strategi di Pasar Ice Cream. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Jumiati, Johan, VS., & Y. (2015). Studi Pembuatan Es Krim Berbasis Santan Kelapa dan Bubur Ubi Jalar Ungu. JOM Faperta, 2(2), 1–12.
Kalsum, U., Fatimah, S. & Wasonowati, C. (2011). Efektivitas Pemberian Air Leri terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Agrovigor, 4(2), 86–92.
Karisman, W. (2015). Pengaruh Perbandingan Limbah Serbuk Kayu dan Blotong terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostratus). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Krippendoff, K. (1993). Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Citra Niaga Rajawali Press.
Organization, F. and A. (2018). Mushroom Market Monitoring Volume XVI No. 2. United States: FAO.
Parikh P, et. al. (2005). Diets and cardiovascular disease an evidence-based assessment. J.Am College Cardiol, 45(3), 1379–1387.
Patil SS, E. al. (2010). The nutritional value of Pleurotus ostreatus Kumm cultivated on different lingo cellulosic agro-wastes. Innov Rom Food Biotechnol, 7(5), 66–76.
Pedneault K, E. al. (2007). Fatty acid profiles of polar and nonpolar lipids of Pleurotus ostreatus and P. cornucopiae var. citrinopileatus grown at different temperatures. Mycol Res, 111(6), 1228–1234.
Sitompul, FT., Zuhry, E. & A. (2017). Pengaruh Berbagai Media Tumbuh dan Penambahan Gula (Sukrosa) terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). JOM Faperta, 4(2), 1–15.
Widyastuti, N. (2013). Pengolahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai Alternatif Pemenuhan Nutrisi. Jurnal Sistem Teknik Industri, 15(3), 78–85.
Wiratna, S. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Yundaswari, H. (2011). Es Krim Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Tinggi Zat Besi dan Zink. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran.Universitas Diponegoro.